TUGAS INDIVIDU
ARTIKEL
“PENEMUAN,PENGERTIAN,KALIBRASI
JANGKA SORONG,MIKROMETER SEKRUP,SPHEROMETER, DAN NERACA OHAUS“
DISUSUN
OLEH :
Nama : MEINA OZA SETIA
Nim : A1C313012
MATA
KULIAH : Pratikum fisika dasar I
ASISTEN DOSEN : Melvika Anggraini
Sabar
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013/2014
A. PENEMUAN
PARTIKEL DASAR
Penemuan proton
Keberadaan partikel bermuatan
positif yang dikandung oleh atom diisyaratkan oleh Eugen Goldstein 1850-1930
pada tahun1886. Dengan ditemukannya electron
,para ilmuan semakin
yakin bahwa dalam atom pasti ada partikel bermuatan positif untuk mengimbangi muatan
negative dari electron.selain itu, jika seandainya partikel
penyusun atom hanya electron-elektron , maka jumlah massa electron
terlalu kecil di bandingkan terhadap massa sebutir atom.
Keberadaan partikel penyusun
atom yang bermuatan positif itu semakin terbukti ketika Ernest Rutherford
(1871-1937), orang selandia baru yang pindah ke inggris pada tahun 1906 berhasil menghitung bahwa
massa partikel bermuatan positif itu kira-kira 1.837 kali massa electron. Kini
kita menamai partikel itu proton, nama yang baru dipakai mulai tahun 1919.
Massa 1 elektron = 9,11 x 10-28 gram
massa 1 proton = 1,837 x 9,11 x 10-28 gram = 1,673 x 10-24 gram
Setelah para ilmuan
mempercayai adanya electron dan proton dalam atom maka timbul masalah baru,
yaitu jika hamper semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa electron
sangat kecil dan dapat diabaikan. Ternyata jumlah proton dalam inti belum
mencukupi untuk sesuai dengan massa atom . jadi ,dalam inti pasti ada partikel
lain yang menemani proton-proton pada tahun 1932, Jeams Chadwick (1891-1974)
menemukan neutron-neutron, partikel inti yang tidak bermuatan.
Massa sebutir neutron adalah
1,675 x 10-24 gram, hamper sama atau boleh dianggap sama dengan massa sebutir
proton. Jadi sekarang diketahui dan dipercayai oleh para ilmuan bahwa inti atom
tersusun atas dua partikel, yaitu proton (partikel yang bermuatan poisitif) dan
neutron (partikel yang tidak bermuatan ). Proton dan neutron mempunyai nama
umum, nucleon-nukleon, artinya partikel-partikel inti.
B.
KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer adalah alat
ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki
ketelitian 0.01 mm
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di
dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari
blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.
Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Pada artikel ini akan
membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3 Membaca
satu mikrometer metrik 4 Membaca satu mikrometer vernier 5.
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang
didasarkan pada aplikasi berikut :
- Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
- Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda
- Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik nada.
Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah
pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa
menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu pengukuran
yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi searah
keinginan pada satu tenaga putaran
tertentu.fkwuvuglvvablbalygbaybvaylvyvavyhvelbleybebyebue.
Komponen
Mikrometer Sekrup
Mikrometer
memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong.
Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Mikrometer terdiri dari:
- Poros tetap
- Poros geser / putar
- Skala utama
- Skala nonius
- Pemutar
- Pengunci
Mikrometer terdiri dari:
- Poros tetap
- Poros geser / putar
- Skala utama
- Skala nonius
- Pemutar
- Pengunci
Fungsi
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan
suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas,
mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat.
Cara
Menggunakan Mikrometer Sekrup
1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
2. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala
putar hingga benda dapat masuk ke rahang.
3. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar
kembali sampai tepat.
4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat
digerakkan dan terdengar bunyi `klik`.
Skala
Mikrometer Sekrup
Skala pada
mikrometer dibagi dua jenis:
1.
Skala Utama,
terdiri dari
skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5;
4,5; 5,5 mm, dan seterusnya.
2. Skala Putar
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5
mm.Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
C. KALIBRASI JANGKA SORONG
TUJUAN
Prosedur
kalibrasi jangka sorong eksternal
dengan rentang ukur 0-300 mm Untuk
menentukan besarnya kesalahan jangka sorong , yakni perbedaan
antara penunjukan jangka sorong dan nilai sebenarnya pada beberapa titik ukur.
RUJUKAN
a.
DIN 862, Vernier calipers,
requirements and testing.
b.
Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement
– International Organization for Standardization.
PROSEDUR
Peralatan
a.
Caliper checker
b.
Was bensin
c.
Lemak pelindung karat
d.
kapas
PROSEDUR
KALIBRASI
1. Kondisikan ruang pada suhu maksimum 23°C dan kelembaban
50±10 %.
2. Ambil caliper checker
3. Ambil kapas dan basahkan sedikit dengan wash bensin
4. Bersihkan caliper checker terutama permukaan ukurnya dengan menggunakan kapas basah oleh wash bensin.
5. Perhatikan permukaan ukur caliper checker harus bersih bagai cermin. Jika belum maka
langkah 4 harus diulangi
6. Baca dan catat : suhu dan kelembaban ruang kerja
7. Periksa kesejajaran permukaan ukur jangka sorong
D. KALIBRASI TIMBANGAN (neraca ohaus)
Pengontrolan Timbangan
Timbangan
dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan
dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Penyimpangan berat
dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula
berapa kali timbangan harus di cek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama
sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).
Penanganan Timbangan
Kedudukan
timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit
level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu,
harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30
menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat
sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Timbangan harus
terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan
jika perlu lakukan koreksi.Setiap orang yang menggunakan timbangan harus
merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika
tidak, sipemakai harus melaporkan kepada kepala lab. timbangan harus dikunci jika
anda meninggalkan ruang kerja.
Membersihkan Timbangan
Kebersihan
timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus
dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan
membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian
piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan
dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan
etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah
dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.
Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif,
termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua
perangkat pengukuran.ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang
efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk :
·
Perangkat baru Suatu perangkat yang setiap waktu penggunaannya pada waktu tertentu (jam operasi)
·
Ketika suatu perangkat mengalami
tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
·
Ketika hasil observasi dipertanyakan Kalibrasi, pada umumnya, merupakan
proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat
pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi
tertentu.
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar
tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan
atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan
semua anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
Cara pengukuran massa
benda dengan neraca Ohaus
Dalam mengukur massa
benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada beberapa
langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara
lain:
- Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar
- Meletakkan benda yang akan diukur massanya
- Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
- Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
E.
SPHEROMETER dan KALIBRASINYA
Spherometer merupakan suatu alat
atau instrument yang digunakan untuk mengukur panjang yang sangat kecil.
Spherometer dibuat pada tahun 1810 oleh seorang ahli optik berkebangsaan
Prancis, Robert Aglae Cauchoix, dan pertama kali diperkenalkan oleh Nicolas Fortin.
Awalnya,spherometer terutama digunakan oleh ahli kacamata untuk mengukur lengkungan permukaan suatu lensa.
Kegunaan
Spherometer merupakan salah satu
alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur jari-jari (radius) dari
permukaan suatu lensa. Selain itu, spherometer juga digunakan untuk mengukur
ketebalan suatu lempengan atau plat tipis.
Bagian-bagian Spherometer Secara
umum terdiri dari:
a. Meja
berkaki tiga (biasanya terbuat dari logam). Jika dihubungkan dengan garis, maka
ketiga kaki tersebut membentuk segitiga sama sisi.
b. Sekrup
yang terletak pada lubang ditengah-tengah meja kecil berkaki tiga
c. Pangkal
sekrup
d. Pemutar
sekrup
e. Piringan
spherometer yang memiliki 100 skala, berbentuk lingkaran, dan melekat pada
sekrup. Satu putaran piringan menyebabkannya naik atau turun 1 mm.
f. Skala
utama (dalam mm) berupa batang yang letaknya sejajar dengan sekrup. Skala ini
sebagai indeks untuk membaca skala pada piringan spherometer dan juga untuk
menandai banyaknya putaran penuh sekrup.
Pada spherometer yang baru, skala
utama dimulai dari 0,5 mm dengan skala terkecil 0,005 mm. Namun,
pada spherometer yang lama skala terkecilnya adalah 0,001 mm.
Kalibrasi
Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses dalam
membandingkan suatu acuan lokal kepada standar yang berlaku untuk memastikan
ketelitian suatu alat ukur. Pengkalibrasian pada spherometer yaitu dengan
menghimpitkan angka nol pada skala utama dan angka nol pada piringan
spherometer. Berarti, spherometer telah terkalibrasi jika angka nol pada skala
utama berimpit dengan angka nol pada piringan spherometer.
Ketelitian
Spherometer memiliki tingkat
ketelitian yang lebih tinggi daripada mistar, jangka sorong, dan mikrometer.
Ketelitian spherometer yaitu 0,01 mm.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja spherometer hampir
sama dengan prinsip kerja mikrometer. Spherometer memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada
piringan spherometer (skala geser). Pembacaan hasil ukur pada sperometer, yaitu
dengan melihat skala yang saling berhimpit (skala utama berhimpit dengan skala
pada piringan spherometer).
Sebelum menggunakan spherometer
untuk mengukur jari-jari (radius) permukaan suatu lensa dan ketebalan suatu
lempengan atau pelat tipis, pastikan spherometer dalam keaadan layak pakai, dan
sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang dilakukan akurat.
Prosedur Pengukuran
Pengukuran Jari-jari (Radius) Permukaan Suatu Lensa, Untuk
mengukur radius permukaan suatu lensa,spherometer ditempatkan di atas suatu
tempat yang tepat (rata) permukaannya. Setelah
itu, lensa yang akan diukur radiusnya dijepit dengan ketiga kaki spherometer.
Selanjutnya, putar sekrup sampai menyentuh permukaan lensa tersebut. Amati skala utama yang berhimpit dengan
skala pada piringan spherometer (sebagai h), dan mengukur jarak antar kaki
spherometer (sebagai a).
Pengukuran Ketebalan Suatu Lempengan
atau Pelat Tipis Untuk
mengukur ketebalan suatu lempengan atau pelat tipis, spherometer ditempatkan di atas suatu tempat yang
tepat (rata) permukaannya. Selanjutnya, putar sekrup sampai menyentuh permukaan
tersebut. Amati skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan
spherometer, kemudian membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada piringan
spherometer. Setelah itu, sekrup diputar hingga tidak lagi menyentuh permukaan
tersebut. Selanjutnya, selipkan lempengan atau pelat tipis yang akan diukur
ketebalannya, putar kembali sekrup hingga menyentuh permukaan lempengan atau
pelat tipis tersebut.
Amati kembali skala utama yang
berhimpit dengan skala pada piringan spherometer, kemudian membaca hasil bagi
skala utama dengan skala pada piringan spherometer. Perbedaan (dalam hal ini selisih)
dari kedua hasil pembacaan tersebut adalah ketebalan lempengan atau pelat tipis
yang diukur.
Cara Membaca dan Menuliskan Hasil
Pengukuran
Pengukuran Jari-jari (Radius)
Permukaan Suatu Lensa Untuk cara
pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada piringan
spherometer (sebagai h). Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian
spherometer (0,01 mm). Sedangkan jarak antar kaki spherometer (sebagai a).
Setelah hasil pembacaan skala tersebut dimasukkan ke dalam suatu persamaan R,
didapatlah hasil pengukuran jari-jari (radius) permukaan lensa.
Pengukuran Ketebalan Suatu
Lempengan atau Pelat Tipis Untuk
cara pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada piringan
spherometer. Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer
(0,01 mm). Hasil pengukuran ketebalan lempengan atau pelat tipis adalah
perbedaan (dalam hal ini selisih) hasil bagi skala utama dan skala pada
piringan spherometer sebelum diselipkan lempengan atau pelat tipis dengan hasil
bagi skala utama dan skala pada piringan spherometer sesudah diselipkan lempengan
atau pelat tipis.
Beberapa Bentuk Lain Spherometer
Mikro Spherometer
Lensa yang sangat kecil tidak
dapat diukur dengan tepat jika menggunakan spherometer biasa. Untuk itu,
digunakan mikro spherometer yang dapat mengukur lensa yang sangat kecil.
Jari-jari (radius) permukaan lensa mungkin bisa sekecil 2 mm. Berikut adalah
contoh yang khas : Sebagai informasi, Gardner dan BK Johnson memodifikasi
sebuah mikroskop standar agar dapat mengukur jari-jari (radius) permukaan lensa
yang sangat kecil ke presisi tinggi.
Spherometer Dan Chaffee
Spherometer ini terdiri dari dua
bar logam yang bergabung di suatu akhir untuk satu poros yang sangat singkat
dari pergerakan yang diukur pada kebalikan bagian akhir. Pusat ball adalah
tetap untuk satu bar, dua kaki ball ke yang lain, semua dalam satu baris.
Karena pusat ball terletak di sepertiga jarak ke mikrometer, perpindahan
sepertiga sebagai pengukuran pada mikrometer.
Ada tambahan baut ditempatkan di
dekat sumbu baut. Pergerakan terhadap lensa 10 kali dari pergerakan linear
mikrometer, sehingga kepekaannya besar. Keberhasilan dari akurasi pengukuran
bergantung pada rasa sentuhan ketika kontak dibuat, bersama lengan dan
mikrometer yang diputar sampai pelat akhir. Lensa
ditempatkan 90 deg dari bar dan 45 deg, dari horizontal. Konfigurasi ini
memastikan bahwa lensa dan spherometer ditempatkan dengan gravitasi. Kelebihan desain ini adalah murah.
Kekurangan ialah membutuhkan waktu lebih banyak untuk menghitung kepekaan
faktor amplifikasi.
Membuat Spherometer Sederhana
Meja berkaki tiga spherometer
dibuat dari logam, dimana mejanya berupa pelat logam. Diperlukan pengeboran
lubang yang harus ditempatkan dengan tepat dalam suatu pelat logam untuk tempat
ketiga kaki spherometer. Lubang tersebut dapat dibor dengan suatu mesin.
Simetri dan akurat tidaknya lubang dapat diketahui dengan mengukur jarak antara
ujung kaki (seperti menggunakan kaliber). Kaliber yang digunakan adalah dari
jenis digital standar, yang mengukur sampai keakuratan 0,01mm.
Pada website Bob May, terdapat
petunjuk untuk membuat spherometer sederhana, murah, tetapi akurat. Yang
digunakan adalah sebuah indikator angka (a dial indicator) dengan ketelitian
0,01 mm dan harga sekitar $ 32. Untuk mengapit indikator angka pada tempatnya
digunakan dua baut, pastikan indikator angka tidak dapat berpindah tempat agar
pengukuran konsisten. Aluminium dengan ketebalan 6 mm, lebar 20 mm, dan panjang
sekitar 150 mm sebagai penopang kaki. Tiga logam (bisa aluminium) silinder
dengan ketebalan 6 mm untuk membuat kaki-kaki spherometer, beberapa logam epoxy
untuk melekatkan kaki ke dalam lubang pada penopang kaki.
Ketiga kaki pada spherometer jika
dilihat dari atas relatif dekat satu dengan yang lain. Untuk lensa yang lebih
besar perlu membuat satu kaki spherometer yang jaraknya lebih jauh agar
resolusi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar